19 November 2007

kuingin tetap bertahan...

Sungguh... jika bukan karena amanah... mungkin saya memilih untuk tidak berlama-lama bermain dalam politik.

Saya merasakan kecapekan secara fisik dan psikologis, bahkan kadang saya harus menangis...

karena begitu banyak anggota dewan yang menggunakan posisinya bukan untuk rakyat, tapi untuk diri mereka sendiri dengan mengatasnamakan rakyat. Sedangkan perubahan yang sedang diusung segelintir orang diantara mereka harus tersisih oleh suara terbanyak, dan akhirnya tak ada perubahan yang terjadi.

Bukan hanya itu...
kadang upaya perubahan yang sedang diusung segelintir orang dari mereka harus menuai kritik, bukan hanya dari lawan politik, tapi dari rakyat sendiri... Aneh memang...

Masih ingatkah cerita seorang bapak dan anak yang menunggangi seekor keledai lewat sebuah kampung? Ketika si Bapak dan anak menunggang berdua diatas keledai. Masyarakat mencemooh. Mengatakan bapak dan anak tak memiliki belas kasih terhadap keledai. Kemudian bergantilah si bapak yang menunggang dan si anak menuntun keledai. Lewatlah mereka di depan kampung berikutnya. Masyarakatnya kembali mencomooh. Dikatakanlah si bapak tak tahu diri dengan membiarkan si anak lelah menuntun. Dan bergantilah si anak menunggang dan si bapak yang menuntun keledai. Lewatlah mereka di kampung berikutnya. Masyarakatpun lagi-lagi mencela. Dikatakannya si anak tak berbakti (durhaka) membiarkan si bapak menuntun keledai. Dan kemudian keledai itu dipanggul oleh si bapak dan anak. Lewatlah mereka di kampung berikutnya. Dan tetap saja caci maki yang didapat. Disebutlah kedua orang itu gila, memiliki keledai tapi tak ditunggangi.

itulah kita dimata orang. Kadang tak semua kebaikan yang kita lakukan dapat diterima orang lain.

Ya, Allah...
Semoga Engkau meneguhkan kami untuk istiqomah mengusung perubahan itu meski berat dan melelahkan.

Tidak ada komentar: