21 Desember 2007

menyelam(i) dalam(nya) semangat juang mahasiswa

Saya sebenarnya agak males nulis saat ini. Terlebih dengan teror dari keluarga yang mempertanyakan kabar saya saat ini. Termasuk juga teror kawan-kawan yang menanyakan kapan saya kawin, "kan, dah makmur..", kata mereka. Jujur aja (saya berani utarakan karena nggak mungkin keluarga saya main internet kecuali Firo, adek saya yang maniez) saat ini kondisi psikologi saya agak ngedrop, kantong saya juga drop abizz... karena saya masih nggak jelas... Kalo ada yang nanya, "kan dah jadi staf dewan?", maka akan saya jawab, "itu adalah amanah, bukan lahan maisyah..."

Tapi saya beranikan untuk menulis karena saya punya satu cerita optimistis yang saat ini menjadi salah satu alasan dari alasan-alasan lain kenapa saya mau bertahan di Batam. Saat ini potongan-potongan puzzle potensi mahasiswa di Batam mulai sedikit demi sedikit terlihat bentuknya. Inilah yang membahagiakan saya, yang mengembalikan semangat saya untuk bersabar dan bersabar dalam ujian. Selain dukungan kawan-kawan saya, tentunya.

Subhanallah, potensi-potensi itu mulai terkumpulkan, dari satu menjadi sepuluh dan seterusnya, semakin bertambah. Saya salut dengan semangat juang mereka. Semangat yang menuntut untuk diberdayakan. Semangat "revolusioner", mengambil dari kata Almh Dyah Miftah.

Tapi saya takut semangat itu hanya ada di awal, tak bertahan lama. Seperti bunga matahari yang mengikuti gerak matahari. Saya takut mereka hanya bersemangat jika ada yang bersemangat. saya takut semangat itu terbangun bukan dari kesadaran mereka kenapa mereka harus berjuang. Saya takut semangat itu tidak dilandasi kepahaman.

Meskipun terdapat doktrin ikhlas hingga tsiqoh (percaya) pada yang lain, tapi tanpa kepahaman, kegigihan itu akan keropos didalamnya, dan akhirnya mudah tumbang atau ditumbangkan. Banyak kisah tentang aktivis kampus yang futur (lemah semangat) dan insyilakh (berlepas diri) karena kurangnya kepahaman tentang esensi dan kesabaran dalam berjuang.

Semoga kalian tetap teguh berjuang, tentunya dengan lurusnya pemahaman.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

menyentuh nih -_-
semangat dengan dilandasi kepahaman ya (merenung)

Nunik mengatakan...

never be afraid...it just make us weak...
Sebaik-baik tempat kembali hanyalah Allah...
jadi mari kita menyerahkana segalanya pada-Nya...
tetap semangat akhi...!!!