22 Januari 2008

kuliah yang terbengkalai...

Saya menempuh kuliah S1 hanya selama 4 tahun. Saya yakin ini tak spesial bagi mahasiswa secara umum, tapi bagi komunitas saya saat itu kelulusan saya seakan menyakitkan perasaan kawan-kawan saya. Dari keseluruhan presiden BEM fakultas yang seangkatan dengan saya, kelulusan saya merupakan kelulusan yang tercepat diantara kami. Pastinya hal ini menimbulkan beban psikologi bagi mereka, saya tahu itu.. Tapi kelulusan saya juga diluar asumsi awal yang saya reka. rencana awal saya memperkirakan baru akan lulus di semester 10, setelah saya make-up nilai-nilai yang saya anggap nggak layak tayang di ijazah. tapi apa mau dikata, ketika bapak saya meninggal, beliau berpesan agar saya menyelesaikan studi dengan segera. Dan hasilnya saya memang lulus lebih cepat dari yang saya duga. Sehingga saya tak merasakan getirnya perasaan kawan-kawan saya yang belum selesai studinya. Ditambah lagi amanah yang mereka emban juga tak ringan.

Apa yang mereka alami itu sekarang saya alami. Akhirnya saya pun memahami bagaimana tertekannya ketika melihat kawan yang lain lulus dan kita masih berkutat dengan tugas-tugas organisasi yang mungkin tak dipahami tujuannya oleh sebagian orang. Saya mengalami itu saat ini. S2 saya yang tinggal selangkah lagi, tinggal mengerjakan tesis, tersendat karena kondisi saya yang serba kacau saat ini. Saya mengalami tekanan dengan pertanyaan-pertanyaan "gmana tesisnya?", "kapan lulus S2 nya?", "kok nggak dikerjakan tesisnya?" atau pertanyaan lain yang sejenis.

Saya jadi ingat Kang Bisma dan Nafi'. Mereka kawan saya. Senior yang sekaligus kawan bercanda tiap harinya. Mereka dulu satu kost dengan saya. Saat ini mereka tengah berjuang untuk meluluskan diri dari studi S1 nya. Studi yang telah mereka jalani selama lebih dari tujuh tahun. Ini adalah semester terakhir, kalau tak selesai (mungkin) Drop Out adalah jawabnya. Mungkin sebagian dari orang akan menyalahkan mereka karena ketidakseriusan menyelesaikan studi. Bahkan pasti ada yang mencibir dan pula mencaci. Tapi saya tidak.

Bagi saya (karena karakter kami hampir sama), mereka adalah orang yang luar biasa. Kelemahan mereka cuma satu: Tak bisa mengatakan tidak terhadap tugas yang diterimanya. Itu saja.. itulah kelemahan mereka. Saya hanya berharap kawan-kawan disana memberikan motivasi pada mereka, menemani bahkan bila perlu memaksa mereka untuk serius mengerjakan skripsinya dan meninggalkan sejenak amanah-amanahnya. Ini pernah diterapkan pada kang Thamrin Kurniawan (Takur) dan Mas Musmu'alim. Dan akhirnya memang beliau bisa sukses wisuda.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

ahhh..saya juga pingin S2..huhuhu..

iniDanoe mengatakan...

SEMANGAT.....!!!!!
SUKSES BUAT SEMUA ORANG...!!!!
PERJUANGAN BELUM SELESAI., JANGAN DIRAYAKAN DULU.

Anonim mengatakan...

kenapa bln slese2 juga tu tesis ? :D
hehehe, menyebalkan emang klo ditanyain ini, meski aku ga pernah ditanyain si, lulus tepat waktu jg...
sama menyebalkannya ketika ditanya, koq ga dapat2 kerjaan si ?:D

tetep semangat, hanya kitalah motivator utama diri kita sendiri
CAI YO ^.^

Anonim mengatakan...

"seorang penulis berkata:
sebelum mati buatlah satu buku!
seorang mahasiswabaikbaik berkata:
sebelum lulus buatlah satu skripsi!!!"

Anatomy mengatakan...

Uda maz sabar.Kesuksesan adalah proses bukan hasil akhir