14 Januari 2008

kampus selalu potensial

Tulisan ini sebagai prasasti atas dedikasi kawan-kawan yang pernah bersama dalam tim yang kemarin (sabtu, 12 Januari 2008) telah dibubarkan. Tim yang berjibaku tak kenal lelah dengan motto: selalu ada potensi terpendam di tiap kampus. Tim yang dibentuk dengan berbagai polemik melingkupinya. Tim yang awalnya dipandang sebelah mata. Tim yang berisi orang-orang yang bukan the best tapi berprestasi the best. Tim yang disanalah saya sangat merasakan ukhuwah lebih dari yang saya rasakan sebelumnya dalam tim-tim lain yang saya pernah berada di dalamnya. Tim yang menghadirkan pengorbanan dan kepedulian. Tim yang tak ragu untuk menangis dan sakit bersama. Tim yang diawalnya tak banyak menuai pujian, malah menuai keraguan orang-orang. Dan sekarang tim ini telah berhasil mengokohkan potensi-potensi mahasiswa dari kampus yang dianggap tak berpotensi. Kami menyebutnya tim kampus potensial.

Wajar jika perpisahan tim ini diwarnai haru-biru, termasuk pula saya (saat menulis ini perasaan saya bercampur aduk, menguras emosi, saya meneteskan air mata). Betul-betul sangat terasa. Diawal kami bekerja tanpa banyak mendapat sokongan dan dukungan sebagaimana yang di dapat oleh tim sejenis yang lebih dulu lahir dan telah mencipta jutaan prestasi. Kami bekerja tanpa panduan. Berdasar temuan-temuan dilapangan kami susun strategi. Di isi oleh orang yang dianggap nomor dua di kampus kami. Satu demi satu rintangan kami hadapi. Salah satu yang berkesan adalah kami harus berangkat dari satu kampus ke kampus lain hampir tiap hari. Pekerjaan kami hanya menghimpun tiap potensi mahasiswa di kampus-kampus itu. Berat dan melelahkan.

Semula tim ini bukanlah prioritas, bahkan ada nada minor karena kampus-kampus itu bukan kampus ideal. Meskipun memang ada kampus yang dinilai berpotensi. Semula pula tim ini diharapkan hanya berkonsentrasi pada 1 atau 2 kampus saja yang dirasa mahasiswanya penuh semangat dan siap melejitkan potensi mereka. Dan kami dalam tim ini meyakini satu hal: selama ada mahasiswa di sana maka ada potensi yang bisa dikelola, kampus bagi kami selalu potensial.

Akhirnya hanya kesyukuran pada Allah SWT kami mampu bertahan dan kemudian memberikan hasil. salah satu yang tercipta adalah lahirnya buku panduan pengembangan keislaman yang disusun saat saya berangkat ke Batam (sedih rasanya saya tidak ikut dalam proses pencetakkannya). Lebih dari itu, tim ini telah menggoreskan kenangan di setiap benak personil di dalamnya, termasuk saya. Bahkan tim inilah yang mengantarkan saya untuk membangun hal serupa di Batam. Sungguh, tim ini memberikan kenangan manis bagi kami.

"Salam hangat bagi kalian yang telah meninggalkan tim ini, semoga amal perjuangan kalian dicatat oleh Allah SWT sebagai bagian dari jihad kita padaNya. Semoga kalian tetap bersemangat, produktif dan istiqomah di medan juang berikutnya." yang mencintai kalian karena Allah SWT, saudaramu, Agus Purwanto.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Yeah...
we're "the Team"
Thanks 4 recruit us