17 Maret 2008

sepotong rindu, segenggaman do'a untuk bapak...

Semalam saya memimpikan almarhum bapak. Kami terlibat pembicaraan yang tak pernah kami bicarakan. Begitu banyak motivasi yang ia tanamkan. Saat itu saya merasakan sungguh berartinya ia. Saya merindukannya. Saya merindukan perbincangan-perbincangan seperti waktu-waktu dulu yang sekarang tak kan pernah terulang kembali.

Tak tahulah kenapa tiba-tiba saya memimpikannya. Mungkin karena saya sedang merindukan saat-saat yang selalu saya nantikan. Saat dimana dia mengatakan, "tenang saja..." atau "gampang..., bisa diatur...". Kalimat yang diucapkannya dikala saya sedang dirundung masalah yang bagi saya teramat berat tuk dipecahkan. Dengan senyum atau ketawanya yang khas (kata orang cara senyum dan ketawa saya mirip dengan bapak) yang menggambarkan tak ada beban dan penuh optimisme dan kadang sambil dielusnya kepala saya, dia selalu mengulang kalimat-kalimat itu. Ada pula yang selalu saya ingat dan selalu saya contoh dari bapak adalah sosoknya yang tak pernah menyerah jika belum benar-benar kalah. Selalu dia katakan, "Semua ada jalannya, berpikirlah... jangan menyerah". Dan itulah yang sering saya tiru, sering saya lakukan.

Satu yang membuat saya merasa bersalah: saya tak didekatnya saat hembusan nafasnya yang terakhir. Saya tak sempat menatap wajahnya saat matanya menutup untuk selamanya. Bahkan saat itu saya berpikiran, "besok pagi saya akan menjenguknya", sedangkan ternyata tengah malam itu dia telah kembali ke Rahmatullah. Dan saya hanya bisa terpekur, menangis, tersayat hati waktu itu. Menyesal pada akhirnya.

Dan bagaimanapun, meskipun 10 tahun lebih kami tak banyak bersua, tak lagi se rumah. Semenjak kelas 6 SD. setelah mereka berpisah. Saya toh tetap mencintainya. Bahkan hingga maut menjemputnya. Bahkan hingga saat ini.

Ya, Robb. Apapun kesalahan yang telah ia lakukan semasa hidup, sebagai anak, hamba mengharap Engkau mengampuninya.

Ya, Robb. Jadikan hamba anak sholeh, hingga akhirnya bisa menjadi bekalan baginya menuju Jannah. Bukankah anak sholeh merupakan bekal yang tak terputus baginya?

Ya, Robb. Saat yang terindah adalah saat dimana mata hamba bisa menatap orang tua hamba dalam naungan rahmat di surgaMu.

Ya, Robb. Inilah do'a hamba. Kabulkanlah... amin...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

amiinnnn..