05 Februari 2008

ada kalanya kita jenuh

Adakalanya kita butuh berhenti sesaat. Melepas penat dari rutinitas keseharian kita. Saya yakin ada saat-saat prestasi kita tak lebih baik dari biasanya bahkan cenderung makin menurun. Kita mengalami kebuntuan ide atau sempitnya hati. Dan yang terbersit tentunya adalah keinginan untuk liburan. Istirahat.

Istirahat atau liburan itu tak harus bepergian ke atas bukit atau menyelam di dasar laut. Cukup bukalah Qur'an, baca lembar demi lembar, renungi artinya. Jika tidak, cobalah untuk tutup semua hal yang berkaitan dengan aktivitas harian kita dan alihkan pada hal lain yang memiliki manfaat positif. Atau jika anda telah berkeluarga, maka alihkan semua penat itu dengan bercengkerama dan bercanda dengan keluarga.

Misalnya anda seorang pengusaha dan jutawan. Jika penat menyergap, cepat-cepatlah anda temui seorang miskin disekitar anda. Ajaklah ia makan dirumah anda, layanilah sebagaimana anda biasa dilayani pembantu-pembantu anda. Muliakan ia laksana raja. Dan terakhir, mintalah nasehat-nasehat darinya, cobalah anda paksa ia menceritakan kemiskinannya, hal-hal yang menyayat hati anda, sesuatu yang tak pernah anda alami. Jika sudah menetes airmata anda, maka itulah saat yang tepat bagi anda untuk mulai merenungkan kenikmatan-kenikmatan yang Allah SWT berikan pada anda. Saat seperti itu sangat tepat untuk memulai langkah baru. Langkah yang pastinya lebih positif.

Tak ada liburan yang lebih menyegarkan kecuali mengembalikan orientasi tujuan hidup kita. Untuk apa dan siapa kita hidup. Saya pernah merasakan itu. Ketika kejenuhan itu hadir, segera saya tuangkan dalam majelis iman. Disanalah ruang saling nasehat-menasehati. Saya diingatkan kembali oleh kawan-kawan saya mengenai makna perjalanan di dunia yang sebentar dan pasti mati. Cukup itu. Dan keesokan hari semangat itu tumbuh lagi.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Teman saya itu, matanya sudah letih. Nafasnya sudah seperempat hilang. Badannya sudah sepertiga habis. Memutar otak untuk terus berkarya, bukan untuk apa-apa, bukan juga untuk siapa-siapa. Tapi untuk rencana ke depan yang belum bisa dicicipi sekarang. Rencana yang mungkin memang harus ada ritual sayat menyayat kulit dan daging. Tapi kan hanya selapis dua lapis. Apalah artinya irisan2 kecil yang nantinya akan tumbuh sepuluh, seratus, seribu, sejuta tunas baru.
Teman saya itu, pasti bisa mencoba untuk bertahan. Mungkin sedikit ada darah, sedikit ada luka, tapi saya jamin, dia pasti (dan harus) bisa bertahan. Teman saya itu, bukan hanya butuh liburan. Tapi butuh perban dan obat antiseptik.

(maaf numpang ngelantur) :p

Puteri mengatakan...

hai.. salam perkenalan dari puteri. terima kasih atas kunjungan ke blog puteri ya..

Anonim mengatakan...

Cakep!!
bener-bener harus dibaca oleh teman saya! hihiii

yhadee mengatakan...

bener bener!.., klo saja sya yng jdi jutawannya, sya bakal ngelakuin kya gitu kang! mudh2an nanti..