05 Februari 2009

hanya bagi yang sabar dalam berkorban

Semalam (Rabu,4/2) hanya ada seorang yang hadir. Padahal jika dibandingkan dengan yang lain, satu orang ini tampilannya biasa saja, tidak suka menonjol jika bergaul dan suka merendah. Namun bagi saya, malam itu satu orang ini justru orang terhebat dibanding yang lainnya.

Komunitas ini tidak memiliki hukuman sebagaimana negara menghukum rakyatnya. Komunitas ini juga sebatas komunitas. Kalian bisa bergabung atau memilih untuk tidak bergabung. Terserah kalian. Dan komunitas ini bukan tempat orang berleha-leha. Setiap yang bergabung disadarkan tentang tanggungjawab, karena sesungguhnya tanggungjawab itu sudah melekat padi diri masing-masing manusia. Entah kalian bergabung atau tidak, tanggungjawab itu telah melekat. Tanggungjawab pada Tuhan dan sesama kalian. Komunitas ini hanya mampu mengajak, bukan memaksa kalian.

Banyak yang telah undur dari komunitas ini, ada juga yang jatuh bangun, banyak pula yang hendak bergabung atau justru ingin bergabung tapi tidak siap untuk menerima konsekwensi yang ditimbulkan. Semua tergantung dari kesadaran kita. Mau atau tidak, hanya ada dalam hati setiap kita.

Ketika Rasulullah menghadirkan Islam di tanah Makkah, tak satu kalipun Rasul mengiming-iming harta akan didapat bagi mereka yang berbait dengan islam. Makanya hanya orang-orang tangguh yang tak tergiur harta yang kemudian bergabung dalam barisan Rasulullah. Dan tercatatlah sejumlah besar budak dan kaum dhuafa yang menerima ajakan Rasulullah. Karena mereka orang yang telah banyak merasakan derita. Maka tidaklah salah bahwa penyadaran akan tanggungjawab akan sulit menghujam hati orang-orang yang merasa telah berkecukupan, orang-orang yang mapan baik secara harta maupun kekuasaan. Ajakan itu juga akan susah menembus kerasnya logika orang yang sudah merasa paling benar atau pintar

Dan hari-hari ini sejumlah sms memenuhi inbox HP saya. Isinya, ada sejumlah orang yang ingin undur atau berhenti. Silakan saja, saya bukan hakim yang memberi keputusan. Kalian lah yang memutuskan itu. Tanyakan pada diri kalian sendiri. Jangan tanya saya!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Bahwa semua janji dan komitmen dari lisan tidaklah pernah membuktikan apapun..

Maka cukuplah hany WAKTU yang mampu secara jujur menakar nilai sebuah komitmen..

sudahkah kita teruji?
tanyakan saja pada waktu......

Hasan mengatakan...

komunitas yg bersemboyan...waktunya panjang tp hasilnya paten. memang sperti itulah sunnatuLLahnya.