03 Juni 2008

kembali(kan) semangat...

Hampir sebulan saya beredar dari Batam-Jakarta-Batam-Padang dan sekarang sudah kembali lagi di Batam. Meskipun demikian, ternyata banyak komplain yang terlontar dari orang-orang yang selama ini menjadi up-line saya. Kata mereka semestinya banyak agenda yang menjadi tanggungjawab saya di bulan Mei kemarin. Wuih, saya jadi merasa bersalah...

Saya tak berani melakukan pembelaan dihadapan mereka (up-line) terkait agenda yang saya lakukan selama hampir sebulan kemarin. Ada beberapa target yang sejak awal telah saya susun saat merencanakan perjalanan kemarin dan Alhamdulillah hampir 100% tercapai.

Terlepas dari apapun yang saya lakukan selama perjalanan tersebut dan bagaimana hasilnya (karena saya tak berkewajiban menyampaikan hasil kunjungan itu kepada anda, bukan?), saat ini saya merasa tertantang untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang telah datang menantang (semoga anda tidak bingung). Do'a anda saya harapkan sebagai bagian motivator tak terhingga. Iya, benar! sungguh! saya membutuhkan (minimal) do'a anda untuk membangun peradaban berkeadilan demi mewujudkan kesejahteraan, tentunya dengan pemimpin-pemimpin yang bersih moralnya, memiliki kepedulian dan pastinya profesional dalam mengelola negara. Inilah project yang saya dan kawan-kawan saya sedang kerjakan saat ini. Karena kami yakin harapan itu masih ada!

Selain itu, di beberapa blog kawan yang biasa saya kunjungi ternyata banyak info dan perkembangan, dan saya hampir menangis ketika membaca blog saudariku ini. Saya diingatkan untuk kembali bersemangat. Banyak aktivitas kebaikan yang seharusnya saya dan anda kerjakan. Hitunglah berapa banyak waktu kita yang terbuang percuma setiap hari, atau berapa prestasi kebaikan yang kita kerjakan seharinya? Syeikh Hassan Al-Banna (tokoh gerakan islam) pun mengingatkan pada kita bahwa kewajiban setiap muslim itu lebih banyak dari waktu yang dimilikinya. Terutama tentunya kewajiban untuk melakukan perbaikan ummat. Membangun Peradaban. Tulisan saudariku tersebut menjadi salah satu bara yang mengobarkan kembali semangat. Bahwa diluaran sana masih ada orang-orang baik yang menginginkan kebaikan di negeri ini. Bahwa semakin banyak kita mengajak orang-orang untuk menciptakan kebaikan, maka semakin dekatlah peradaban itu terbangun. Peradaban berketuhanan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

iya Gus... banyak orang yang menginkan kebaikan di luar sana. akan tetapi kadang mereka tidak kita hargai perjuangannya... ada seorang teman yg memulai bisnis dengan niat untuk memajukan ekonomi umat tapi 'dituduh' meninggalkan dakwah... ada teman yang mengkritik kebijakan, ia malah disebut sebagai anti-syuro... saya anggap mereka pejuang Gus, karena dari mereka mungkin akan ada perubahan. Ayo kita lihat sejarah lagi Gus.. kita lihat Mesir tahun 50-60 an, dimana Sayid Qutb hidup, ia memiliki sejarah panjang fase pemikiran.. dari pemikiran Barat.. Sosialis... dan akhirnya beliau percaya bahwa Islam adalah satu-satunya Ideologi yg pantas diperjuangkan.. Atau kebalikannya seorang Hasan Hanafi, yg mulanya Ia menjadi Anggota IM dan aktif di sana... pada akhirnya Ia malah memilih Jalan Islam Kiri... kita renungkan saja diri sendiri, saat kita di Solo menjadi mhsw mungkin idealisme sangat lekat, tapi siapa yang menjamin idealisme itu tetap ada ? Gus mari kita salih berbagi doa dan nasehat untuk memperkuat jalinan Ukhuwah menuju Visi yg diRidhai Allah SWT...