tag:blogger.com,1999:blog-90517468194095264232024-03-06T05:27:28.398+07:00melesat ke bintangSebuah cita dan asa pasti terdapat pengorbanan dan pilihan, maka berkorbanlah terhadap apa yang kau pilih... dan jangan menyesal. (Salam hangat dari Batam)Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.comBlogger78125tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-3837713475171762732009-06-19T19:14:00.004+07:002009-06-19T19:43:37.768+07:00Salam jumpa lagi...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS3x3b5HwV_qrasWlis4LM6qFtyCYLNdDKA-abUbfVArw-HDYvKuyLloqLdaHjx-AH-jcVnep-ACMCsim3QypOLq5PGMoxIRAd_jvCKraRE6gRx2xPo7SoWdVybpTTZ1sIR8hA6WYp-S1W/s1600-h/DSC02770.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS3x3b5HwV_qrasWlis4LM6qFtyCYLNdDKA-abUbfVArw-HDYvKuyLloqLdaHjx-AH-jcVnep-ACMCsim3QypOLq5PGMoxIRAd_jvCKraRE6gRx2xPo7SoWdVybpTTZ1sIR8hA6WYp-S1W/s400/DSC02770.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5349012336635082802" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">saya dan anak lelakisaya<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />Postingan kali ini bagi saya adalah moment yang menguras perasaan...saya merasa malu punya blog tapi tak terawat sebagaimana blog milik anda dan para blogger lain. Setelah memiliki facebook, saya terjangkit penyakit malas membuat posting di blog, bukan karena tidak ada ide...tapi semuanya telah saya luapkan secara sepotong-sepotong dalam media Facebook, sehingga kadang saya jadi bingung untuk memposting apalagi di blog ini??? <br /><br />Saya ingin menyampaikan tiga hal sebagai awal pembuka kembalinya saya memposting blog ini:<br />pertama, tugas saya untuk pemilu telah usai, so...akhirnya saya merasa plong beberapa saat ke depan...meskipun sudah menanti tugas-tugas selanjutnya...yang tentunya banyak hal yang harus dilakukan, bahwa ada kekhawatiran bangunan negara kita ini semakin rapuh pasca pemilu kemarin. saya khawatir, kualitas anggota-anggota dewan 2009-2014 lebih tidak jauh lebih baik dari 2004-2009. Dengan keputusan MK yang memenangkan suara terbanyak, realita dilapangannya, yang menang adalah yang punya uang...kasihan bagi caleg-caleg yang memiliki kualitas namun tidak terpilih...<br /><br />kedua, anak saya, Muhammad Alfatih Andi Agus, telah lahir secara normal pada hari minggu, 19 april 2009 lalu, tepatnya jam 09.05 WIB. Dan saya baru ngeh, sangat tersadar, bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya, bener-bener pertaruhan nyawa. Pantas saja kalau disebutkan bahwa surga itu ditelapak kaki ibu.<br /><br />ketiga, postingan ini juga atas sindiran beberapa kawan yang (mungkin begitu mencintai blog atau blog saya, ya?)ingin tahu rupa anaklelakisaya...<br /><br />Okelah, demikian posting pembuka, semoga saya bisa istiqomah memposting kembali...mohon do'anya!!!Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-32919757666992813172009-03-11T11:56:00.002+07:002009-03-11T12:14:38.355+07:00Pengakuan....Saya mengaku salah....semoga anda dan semua orang yang mengenal saya dan pengunjung blog ini mau menerima permintaan maaf saya. <br /><br />Terasa lama (1 bulan) saya tidak mengupdate blog ini, dan itu dikarenakan saya asyik punya affair dengan Facebook....saya minta maaf....<br /><br />Facebook pada awalnya hanya akan saya gunakan untuk mengetahui sesiapa saja kawan-kawan lama saya yang nongol di dunia maya, dan tanpa diduga, sangat banyak....Itulah mengapa akhirnya selama sebulan ini saya banyak bernostalgia dengan mereka lewat ruang yang satu itu.<br /><br />Selain karena soal diatas (ternyata saya harus mengaku juga tentang hal ini), saat ini, menjelang 9 April 2009, Saya mendapat tugas yang lumayan berat meskipun bisa jadi bagi yang lain tugas yang saya kerjakan terasa ringan, tapi sebagai seoarang Agus Purwanto yang memiliki banyak kekurangan (dan ke-kurang ajar-an) sempat menghadapi over load dan berujung stress, apalagi bulan ini hingga awal April merupakan moment bersejarah bagi kelangsungan rumah tangga saya, anak pertama saya akan lahir.<br /><br />Nah, salah satu yang juga menambah beban adalah teror (kalau nggak bisa disebut komunkasi cinta) dari mertua, hehehehe..... Sebenarnya ungkapan kata lewat telepon dari mertua adalah hal yang wajar, beliau sering menanyakan; saya sedang dimana? lagi ngapain? istri saya dimana? dan terakhir, yang justru berasa dalem menohok, jangan pulang terlalu malam ya?!....gedubrak....<br /><br />tapi itu (teror mertua, semoga istri saya tidak melaporkan pada papanya), saya nilai sebagai bentuk cinta dan perhatiannya pada kami, terutama pada istri. Dan itu membuat saya nyaman dan sangat bersyukur memiliki mertua seperti mereka. Terimakasih kepada Papa: Syarifudin Andi Bolla, dan Mama: Yusmaini (kok saya jadi melowwww begini sih...??)<br /><br />So (bukan So to apalagi So may...), saya sangat berharap anda berkenan memberi maaf.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-88285302167775990532009-02-11T14:05:00.004+07:002009-02-11T15:16:01.243+07:00mencari Santi Widyarini<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ZokodVMIEgZ1g7Z1qRXZqfhi9f_LzuZH3tqBZU6H_UFv0wk3BH3nJCy-mksNIb8sr1NKV4RgKsrBXM9rEWXihCsBfTHhAwnyTMwhj6Rz6WoyYmULutFPd7fIftdkDme_z6_Q80bj27sv/s1600-h/Santi+Widyarini.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 260px; height: 260px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-ZokodVMIEgZ1g7Z1qRXZqfhi9f_LzuZH3tqBZU6H_UFv0wk3BH3nJCy-mksNIb8sr1NKV4RgKsrBXM9rEWXihCsBfTHhAwnyTMwhj6Rz6WoyYmULutFPd7fIftdkDme_z6_Q80bj27sv/s400/Santi+Widyarini.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301432742317642050" /></a><br /><br />Beberapa kawan akhirnya memutuskan untuk memposting tulisan tentang <span style="font-weight:bold;">Santi Widyarini</span>, pemilik blog <span style="font-style:italic;">Selfpag3.com<span style="font-weight:bold;"></span></span>, yang menghilang dari peredaran (persahabatan) dunia maya. Keputusan diambil karena telah lama kami kehilangan kontak.<br /><br />Sesungguhnya bagi kami, bagaimanapun juga Santi adalah saudara. Meskipun hanya melalui dunia maya kami bersua dan saling canda. Itu cukup untuk mempertautkan ikatan diantara Santi dan kami. Dan kesan-kesan yang ditimbulkan pada kami tak akan pernah lekang di makan jaman. <br /><br />Ada harapan, jika anda, siapapun anda, mengetahui keberadaannya, silahkan memberikan koment di blog ini. Terima kasih!Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-87880302527573579702009-02-10T13:49:00.009+07:002009-02-10T15:13:11.496+07:00Perjalanan...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlYYcLSSKyIftFekaGp6yZSKa5RMjtBjNg43J6E4Cear0XgOVEP8Aq4BjDwrv0ze77u1mNlZqunwHr_GmmhEZfEMxHwtpg7NJVS-rXqzSw7EZhyphenhyphenHWsmytbhCYAOk1LvrfopJDa81B0z52h/s1600-h/DSC01355.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlYYcLSSKyIftFekaGp6yZSKa5RMjtBjNg43J6E4Cear0XgOVEP8Aq4BjDwrv0ze77u1mNlZqunwHr_GmmhEZfEMxHwtpg7NJVS-rXqzSw7EZhyphenhyphenHWsmytbhCYAOk1LvrfopJDa81B0z52h/s400/DSC01355.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301068780877011906" /></a><br />Jika anda hendak ke Kabupaten Lingga...maka sempatkanlah makan dan bawalah bekal cukup untuk perjalanan anda. Karena satu-satunya yang bisa di beli di kapal hanya segelas pop mie dan kopi panas. <br /><br />Foto diatas merupakan moment saat saya berangkat ke Lingga bersama seorang teman. Keberangkatan kami untuk mengisi pelatihan disana. Lumayan jauh jarak yang harus kami tempuh, dan 6 jam kami berada diatas lautan, diombang-ambingkan ombak. Hanya ada satu kapal yang akan membawa anda ke sana tiap harinya. Jika telat, maka tunggulah esok hari.<br /><br />Tak bisa kami bayangkan bagaimana mereka menikmati hidup di pulau. Terutama jika hal itu dialami oleh orang-orang kota. Banyak keterbatasan. Sudah jarak yang jauh dari pusat kota, minim listrik, air dan segala fasilitas penunjang lainnya. Bahkan ada yang lebih parah...jika anda ke pulau-pulau yang lebih kecil lainnya. Bukan hanya di Lingga, tapi di seluruh penjuru negeri ini.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafBn4IZ-jdh3gWSNQ1hmod9oByry9cui2EAcn39aA1hOXwegv3unGvZsVAFESs0xCkQhwM4Z2nlxU5yNx8oQ_BFN8dX-3XoL0iXALdHFAm-Nfh4GlgIwUvCabodsKEw8mKizcM-gloW7H/s1600-h/DSC01362.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjafBn4IZ-jdh3gWSNQ1hmod9oByry9cui2EAcn39aA1hOXwegv3unGvZsVAFESs0xCkQhwM4Z2nlxU5yNx8oQ_BFN8dX-3XoL0iXALdHFAm-Nfh4GlgIwUvCabodsKEw8mKizcM-gloW7H/s400/DSC01362.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5301075102120553522" /></a><br />Lingga bukanlah daerah paling terpencil di negeri ini. Bukan. Tapi potret kehidupan masyarakat yang terpencar di pulau-pulau akan memberikan gambaran bagaimana selama ini masyarakat masih jauh dari kesejahteraan yang dicita-citakan. Saat kami hendak pulang, ada kejadian yang cukup memilukan, seorang bapak yang sakit harus di bawa ke rumah sakit yang berada di pulau lainnya. Yang tentunya tak sedikit biaya harus dikeluarkan oleh keluarga bapak itu. Dan itu baru satu kasus, mungkin banyak kasus serupa. Bahkan bisa jadi lebih memilukan.<br /><br />Mereka yang tersebar di pulau-pulau itu manusia, bagian dari bangsa ini. Sehingga tak habis pikir...Di Jakarta para elit politik beradu yoyo dan gasing serta poco-poco. Ada juga yang tebar-tebar iklan hingga ratusan milyar agar terkenal dan dipilih rakyat. Padahal... ada begitu banyak rakyat yang sangat tak mengerti bahkan tak membutuhkan politik. Yang mereka butuhkan hanya makan dan hidup layak.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">So, sapa yang mau menambah sengsara rakyat? saya, anda, atau siapa? Pilihlah orang-orang yang akan membawa kebaikan jika mereka memimpin.</span>Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-34895676944278086122009-02-05T16:39:00.002+07:002009-02-05T17:08:26.192+07:00hanya bagi yang sabar dalam berkorbanSemalam (Rabu,4/2) hanya ada seorang yang hadir. Padahal jika dibandingkan dengan yang lain, satu orang ini tampilannya biasa saja, tidak suka menonjol jika bergaul dan suka merendah. Namun bagi saya, malam itu satu orang ini justru orang terhebat dibanding yang lainnya.<br /><br />Komunitas ini tidak memiliki hukuman sebagaimana negara menghukum rakyatnya. Komunitas ini juga sebatas komunitas. Kalian bisa bergabung atau memilih untuk tidak bergabung. Terserah kalian. Dan komunitas ini bukan tempat orang berleha-leha. Setiap yang bergabung disadarkan tentang tanggungjawab, karena sesungguhnya tanggungjawab itu sudah melekat padi diri masing-masing manusia. Entah kalian bergabung atau tidak, tanggungjawab itu telah melekat. Tanggungjawab pada Tuhan dan sesama kalian. Komunitas ini hanya mampu mengajak, bukan memaksa kalian.<br /><br />Banyak yang telah undur dari komunitas ini, ada juga yang jatuh bangun, banyak pula yang hendak bergabung atau justru ingin bergabung tapi tidak siap untuk menerima konsekwensi yang ditimbulkan. Semua tergantung dari kesadaran kita. Mau atau tidak, hanya ada dalam hati setiap kita. <br /><br />Ketika Rasulullah menghadirkan Islam di tanah Makkah, tak satu kalipun Rasul mengiming-iming harta akan didapat bagi mereka yang berbait dengan islam. Makanya hanya orang-orang tangguh yang tak tergiur harta yang kemudian bergabung dalam barisan Rasulullah. Dan tercatatlah sejumlah besar budak dan kaum dhuafa yang menerima ajakan Rasulullah. Karena mereka orang yang telah banyak merasakan derita. Maka tidaklah salah bahwa penyadaran akan tanggungjawab akan sulit menghujam hati orang-orang yang merasa telah berkecukupan, orang-orang yang mapan baik secara harta maupun kekuasaan. Ajakan itu juga akan susah menembus kerasnya logika orang yang sudah merasa paling benar atau pintar<br /><br />Dan hari-hari ini sejumlah sms memenuhi inbox HP saya. Isinya, ada sejumlah orang yang ingin undur atau berhenti. Silakan saja, saya bukan hakim yang memberi keputusan. Kalian lah yang memutuskan itu. Tanyakan pada diri kalian sendiri. Jangan tanya saya!Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-51934461895852900812009-02-03T17:58:00.002+07:002009-02-03T19:07:49.683+07:00Posting karena diminta paksa...Saya akhirnya posting...meskipun bisa jadi postingan ini tidak penting untuk dibaca. Ini pun berawal dari permintaan seorang kawan yang berulang kali menanyakan sekaligus mengingatkan agar ngisi blog ini. Mungkin bahasa sederhananya, "ngapain punya blog kalau nggak pernah diisi?". Saya pun sepakat. Rasa hati memang berat melihat blog ini sepi dari tulisan baru. Tapi waktu yang sedikit kurang tertata akhir-akhir ini menyebabkan saya tidak ada kesempatan menulis secara selesah. Bahkan sekarang bertambah satu tugas saya menemani seorang calon anggota DPD RI yang didukung partai no 8. Apalagi mendekati momentum pesta demokrasi April 2009. Sibuk deh...<br /><br />Selain itu, kantor hukum yang saya dan beberapa kawan dirikan mulai bergeliat, mulai ada klien yang kami tangani, do'akan saja kami tetap konsisten dan tidak terbawa arus mafia peradilan. Ini tantangan besar bagi saya secara pribadi, karena sebenarnya saya kurang suka bergaul dengan dunia peradilan. Bahkan dalam tim lawyer ini, saya mengkhususkan diri di jalur non litigasi sekaligus merangkap sebagai marketing dan humas.<br /><br />Ada yang datang dan ada pula yang pergi, itu yang terjadi akhir-akhir ini. Iseng-iseng nampang di facebook, eh..malah banyak kawan lama yang bergabung...dan saya bersyukur akhirnya bisa kembali bersilaturahmi, meskipun sebatas di dunia maya. paling tidak saya jadi tahu perkembangan dunia kawan-kawan saya. bahkan juga bertambah kawan baru. Namun ada juga kawan yang pergi, kemarin seorang teman yang biasa menemani saya dalam forum pekanan harus pulang kampung. Heran juga dengan alasannya: orang tua meminta pulang. Tapi begitulah... Saya juga kehilangan kawan ngblog. Berkali-kali saya search namanya, tetap tidak ada jejak baru yang ditinggalkan. Mungkin ada kawan yang tahu pemilik eks blog<span style="font-weight:bold;"> www.selfpag3.com </span>? Saya merasa kehilangan pemilik blog itu yang begitu banyak memberi ruang persahabatan.<br /><br />Dan sekarang saya sudahi dulu tulisan ini. Lain kali akan tersambung, mungkin dengan hal yang sama atau berganti topik.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-67247580758163143052009-01-13T19:02:00.003+07:002009-01-13T21:14:33.558+07:00kisah minggu iniSejak berita Gaza dibombardir Israel, saya jadi kehilangan mood menulis apapun. Bahkan seharusnya, sesuai dengan target pribadi, saya mesti menulis dua tulisan baru untuk saya kirimkan ke seorang pimred media. Ya, saya ditantangnya untuk mengisi kolom pribadi yang rutin menyapa pembaca setiap minggu. Semoga saja hal itu tercapai. Kembali ke masalah mood. Yang ada hanya emosi. saya kurang bisa mengalirkan setiap kata yang berseliweran diotak untuk diolah dalam tulisan. Buyar.<br /><br />Dalam minggu ini, berlalu beberapa peristiwa. Sobat-sobat mahasiswa sudah menemukan ruang gerak, dan mereka semakin kreatif. Ide-idenya banyak. Semangat mereka juga besar dan makin membesar. Saya bisa berlega hati sekarang. Meskipun masih ada banyak kekhawatiran. Khawatir mereka disorientasi sebagaimana yang terjadi pada setiap lembaga-lembaga yang mulai membesar. Yang kemungkinan ada bagian-bagian di dalamnya yang mengalami pembusukan.<br /><br />Peristiwa lainnya, saya mulai benar-benar terjun dalam dunia kepengacaraan profit. Padahal dari dulu saya paling benci menjadi lawyer karena takut jadi liar. Saya punya traumatic tentang ini. Seorang saudara jauh saya berprofesi sebagai lawyer dan keluarga saya kurang suka padanya karena dia sering menerabas pakem dan menggunakan berbagai cara yang bagi saya dan keluarga dinilai kurang begitu baik.<br /><br />Peristiwa lain lagi, beberapa proyeksi masa depan sedikit bergeser. Dan saya harus agak bersabar untuk mencapainya. Bahkan mungkin kalau tidak maksimal diraih, ada yang harus diganti atau diperbaiki. Mudah-mudahan Allah SWT memberi jalan memudahkan.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-56030427696166523682009-01-06T10:30:00.005+07:002009-01-06T11:04:40.046+07:00Minggu yang cukup berat,...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxCo6X-XuagebOVQWWU7YlkvGTAo1n9UcQMZ3cP7jEELD1ocS6yKEOIgfR4chdL1C2EzNTyvmYFLMGDxz3gtPJHv_CgmYEuxH7oF28bj_OvN0B85DuMX6IoPJZaw6XgslB8sbcS1X1ZhZ/s1600-h/Windows+Photo+Gallery+Wallpaper.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWxCo6X-XuagebOVQWWU7YlkvGTAo1n9UcQMZ3cP7jEELD1ocS6yKEOIgfR4chdL1C2EzNTyvmYFLMGDxz3gtPJHv_CgmYEuxH7oF28bj_OvN0B85DuMX6IoPJZaw6XgslB8sbcS1X1ZhZ/s400/Windows+Photo+Gallery+Wallpaper.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288019710379028610" /></a><br />Beberapa waktu ini kita dipaksa menyaksikan pembantaian umat manusia di Gaza, Palestina. Dan apa yang kalian harapkan? sekedar berharap dan berteriak meminta Israel(Yahudi) menghentikan gempurannya? Tidak, itu tidak akan dilakukannya. Bukankah Yahudi adalah bangsa bebal? ingatkah pengkhianatan-pengkhianatannya pada para rasul, sebut saja; Nabi Musa, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan Nabi Isa. Maka sesungguhnya tak ada kata lain selain menghapuskan Israel dari peta dunia....<br /><br />Disisi lain, saya juga sedang dibuat bingung oleh beberapa kawan-kawan yang sedang bersemangat dalam membangun komunitas di kampus-kampus. Langkah-langkah mereka cenderung semakin cepat dan cepat, kadang saya harus terengah-engah mengejar, namun kadang langkah mereka mendadak terhenti bahkan ada niat balik kanan untuk kembali ke garis start. Dan saya harus terseret dalam polemik-polemik, keluh-kesah dan sikap-sikap manis-emosional mereka. Dan biasanya saya selalu membesarkan hati mereka dengan berkata, "Tenang, tenang aja...semua pasti beres...". Dan saya berharap kalimat itu akan menenangkan mereka, meskipun ada yang tetap merasa tidak tenang.<br /><br />Palestina adalah tonggak perjuangan panjang umat melawan kedholiman, dan yang luar biasa, mereka disana sangat sabar dan terus berjuang untuk kemerdekaannya. Palestina memberikan kita teladan akan arti pengorbanan dan cinta. Mereka tumbuh didalamnya.<br /> <br />Dan mengapa kita yang disini, di negeri yang cenderung sangat nyaman, kurang bersabar dalam berjuang? kita belum berdarah-darah, belum jua mengorbankannya nyawa. Maka mengapa kita hanya terhenti karena ego-ego pribadi?Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-76842588759503496112008-12-27T13:00:00.006+07:002008-12-27T16:35:51.219+07:00Satu Kisah Dalam Satu tahunHari ini genap setahun sudah perjalanan mereka. Diawali dari 10 orang yang kini telah bertambah 80an orang. Dimulai dari ruang kecil di seputaran kampus mereka, setapak demi setapak langkah mereka mengubah iklim mahasiswa di Batam, dari hedonis-pragmatis menjadi aktif-progresif. <br /><br />Setahun adalah waktu singkat bagi mereka untuk belajar. Banyak kekurangan dan kelemahan. Dari titik nol mereka mulai menapak, sempat bingung, bimbang, merasa putus asa, tak yakin dengan kemampuan yang mereka miliki, ragu pada tujuan yang akan dicapai, tapi toh mereka telah memberikan yang terbaik, mereka telah melakukan apa yang mereka bisa. <br /><br />Dulu, pada awal-awal saya membersamai mereka, nada-nada protes mereka sempat membuat saya kelabakan. Sering saya harus berpikir keras membujuk mereka, menguatkan dan meluruskan kembali niat mereka. Bahkan diantara mereka ada yang berkali-kali mengajukan pengunduran diri secara lisan, tulisan maupun sms, meskipun pada akhirnya selalu urung keinginan itu. Mereka anak-anak lugu yang sekarang menjadi cerdas,menjadi dewasa.<br /><br />Setahun perjalanan yang mereka lalui adalah fase awal bagi mereka merenda kedewasaan, merajut kebersamaan dan mencipta prestasi masa depan. Saya mulai membayangkan setiap mereka kelak menjadi pemimpin. Selalu berteriak lantang melawan pembodohan dan ketidakjujuran. Saya membayangkan mereka kelak menggantikan orang-orang masa kini, selalu tegar menghadapi cobaan, bahkan merasa tertantang pada setiap ujian.<br /><br />Saya mulai membayangkan, satu demi satu tunas-tunas baru akan tumbuh dari didikan mereka. Saya mulai membayangkan dan berharap menjadi kenyataan, bahwa setiap ujian yang mereka akan hadapi kelak, akan mereka jawab, "Sesungguhnya Allah bersama kita, jangan bersedih, dan jangan takut (menghadapi)".<br /><br />Saya hanya mampu berharap pada apa yang saya bayangkan, menjadi kenyataan. Met Milad pertama bagi kalian....para pejuang kebaikan. Allah SWT bersama kalian.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-59667303081683287782008-12-18T11:05:00.003+07:002008-12-18T11:32:07.754+07:00aksi, demonstrasi...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO5v-uNhXLXroYAGoJUo__rvHyGxq5asTz-UC3ccq0iiC2JWkhCL_VyH9AKKd-0N8wekhyphenhyphendJjLISfOn5fZAiL4HUlNAQgRnRHZCmtumiORho6gT1SoJ15CEXMKEMWqwCWSQJEhxbELMeb1/s1600-h/DSC01142.JPG"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO5v-uNhXLXroYAGoJUo__rvHyGxq5asTz-UC3ccq0iiC2JWkhCL_VyH9AKKd-0N8wekhyphenhyphendJjLISfOn5fZAiL4HUlNAQgRnRHZCmtumiORho6gT1SoJ15CEXMKEMWqwCWSQJEhxbELMeb1/s400/DSC01142.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5280978082486930514" /></a><br />Hari-hari ini dihampir semua media, demonstrasi kembali semarak menghias. Dari buruh, korban lapindo, hingga mahasiswa yang menuntut penolakan UU Badan Hukum Pendidikan. Seakan merupakan puncak dari emosi yang terpendam sepanjang tahun 2008 ini. Akhir tahun, penuh kejutan.<br /><br />Saat ini emosi-emosi itu memang layak memuncak. Resesi Global yang mencekik nasib, kebijakan-kebijakan pemerintah yang lips service mengejar popularitas untuk suksesi 2009, dan perbaikan hidup yang semakin tak jelas adalah bagian dari alasan emosi-emosi itu tumbuh.<br /><br />Maka bagi kalian para demonstran, tetaplah semangat untuk turun ke jalan. Tetaplah suarakan meskipun SBY melarang menggunakan pengeras suara.<br /><br />Saya jadi ingin seperti kalian. Ingat pada masa-masa lalu...demo adalah hobi.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-84435867106173718372008-12-17T11:49:00.005+07:002008-12-18T11:55:19.777+07:00Keberanian Itu....<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA1pntdAJNfbAJg-01pwwNfQfw3d_8Iuh_CC4puz1Bds0wwa52sxk_N-yuXbv4idj4VZf2iuXVmxdG0ajzHyA21grxjlwmlUzLpHweprjDh-6JPlvhMwZ13Il4B87jxQ_4A2RWP5oTATQz/s1600-h/DSC01132.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA1pntdAJNfbAJg-01pwwNfQfw3d_8Iuh_CC4puz1Bds0wwa52sxk_N-yuXbv4idj4VZf2iuXVmxdG0ajzHyA21grxjlwmlUzLpHweprjDh-6JPlvhMwZ13Il4B87jxQ_4A2RWP5oTATQz/s320/DSC01132.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5280618742564260610" /></a><br />inilah sepotong gambar ketika bersama rombongan <a href="http://www.riasaptarika.web.id/">wakil walikota</a> batam dan <a href="http://suparti.blogspot.com/">istrinya</a> (yang sedang hamil, usia kandungannya sama dengan istri saya, saat itu 5 bulan) berkunjung ke salah satu pulau di batam. Asyik memang, meskipun pada awalnya saya kurang bersemangat karena semestinya saya ada agenda lain. tapi mau bagaimana lagi? malam sebelum berangkat saya di telepon sama salah satu ajudan beliau, katanya saya diminta ikut untuk melihat kondisi pulau-pulau di batam. Dan tentunya sebagaimana biasanya, beliau meminta saya mencermati pola kehidupan masyarakat pulau.<br /><br />Hal ini sering beliau ungkapkan. Keinginan-keinginan agar pembangunan di batam tidak hanya berpusat pada mainland (pulau Batam), tapi juga pada masyarakat hinterland (pinggiran, yang berada di pulau-pulau kecil sekitar mainland). Tak jarang ketika bertemu, meskipun seringnya pertemuan kami karena faktor ketidaksengajaan karena untuk menjadwalkan agenda dengan beliau amat susah, beliau mendahului dengan pertanyaan yang hampir sama,"apa ide kamu selanjutnya?", nah kalau sudah seperti ini biasanya otak saya susah diajak kompromi, tiba-tiba saja lontaran-lontaran spontan yang keluar. Saya sendiri kadang tidak tahu apakah memang itu yang beliau inginkan atau bukan, yang penting bagi saya, semua itu terungkapkan. Lelah saya menyimpan uneg-uneg itu terlalu lama dalam otak, bisa pecah nantinya. Dan yang uniknya, beliau tanggapi semua yang saya lontarkan dengan penuh antusias.<br /> <br />Tapi begitulah beliau. Sosok wakil walikota yang satu ini memang aneh dan sederhana. Contohnya beberapa hari lalu, saat Batam di serbu demo buruh. Ada ribuan buruh demo di depan kantor walikota. Mereka menuntut kenaikan upah ke pemerintah kota. <a href="http://www.riasaptarika.web.id/index.php/2008/12/12/polisi-pekerja-bersimbah-darah/">Bahkan akhirnya ricuh karena walikota tidak kunjung menerima buruh. Bentroklah antara buruh dan aparat</a>. Nah saat itu beliau sedang hadir mewakili walikota dalam rapat paripurna di DPRD Kota Batam yang kantornya memang berhadap-hadapan dengan kantor walikota. Maka keluarlah beliau dari gedung DPRD dan berlari tanpa pengawalan ke tengah-tengah massa yang bentrok. Massa pun luluh. Kemudian dia pun mengambil alih hingga akhirnya massa bubar dengan ditutup oleh doa yang dipimpinnya <a href="http://www.riasaptarika.web.id/index.php/2008/12/11/tindakan-darurat-dalam-menjaga-jatuh-korban/">(liat aja di sini)</a><br /><br />Semoga saja makin banyak pemimpin rakyat yang seperti beliau....Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-40145276941767791942008-12-05T14:50:00.005+07:002008-12-05T16:44:35.026+07:00Edisi: kemarahan karena sapiBeberapa hari lalu, dalam suatu perjalanan, di pagi hari. Tiba-tiba mertua mencak-mencak, bukan pada saya, dia marah karena ada sebuah hypermarket di batam yang menjual sapi hidup untuk qurban. "Enak betul, kalau semua supermarket bebas menjual apa saja, bisa-bisa pedagang kecil gulung tikar. Nggak bisa dibiarin..." ujarnya dengan berapi-api. Sedetik setelah itu diraihnya HP dari kantong saku depannya. Sambil tetap nyetir, dia telepon seseorang yang saya kira sepertinya seorang pejabat pemerintah. "Bapak harus tegur tuh supermarketnya, kalau seperti ini pedagang kecil akan usaha apa lagi, bisa mati tuh... Buatlah aturan yang tegas, jangan macem gitulah mereka tuh, maen seenaknya saja. Kasihan kan pedagang kecil" Nadanya sedikit marah.<br /><br />Disiang harinya, kekesalannya terhadap hypermarket itu ternyata masih ada. Di depan Wakil Presiden yang saat itu hadir dalam pertemuan dengan pengusaha di Batam, dia lontarkan semua. Padahal saat itu semua pengusaha yang hadir sedang berbicara mengenai peluang bisnis mereka. Dia justru menanyakan komitmen pemerintah terhadap pembangunan ekonomi bagi UKM. Salah seorang pengusaha real estate yang berada disamping saya membisikkan ke telinga saya, "Pak Andi Bolla ini dimanapun selalu ngomongin UKM, nggak capek-capeknya dia...", saya hanya mengangguk-anggukkan kepala sebagai tanda respon apa yang dibisikkan. <br /><br />Mungkin banyak juga orang yang mengeluhkan betapa menjamurnya mall dan supermarket sedikit banyak telah menggusur pasar tradisional dan usaha-usaha kecil lainnya. Dulu saat saya masih di kampus, seorang kawan bernama Sukmono Adi, ketua KAMMI DAERAH SOLO saat itu, bahkan mencanangkan gerakan stop pembangunan Mall di Solo dan gerakan itu kemudian banyak direspon masyarakat bahkan akhirnya PEMKOT SOLO (di bawah Joko Widodo) berjanji tidak akan mengeluarkan ijin pendirian Mall. Ini karena sebenarnya kehadiran Mall atau supermarket tidak menambah kesejahteraan masyarakat kecil. Karena pusaran pendapatan hanya akan berputar pada para pemodal-pemodal besar saja. Bahkan teramat jarang industri kecil atau rumahan bisa masuk Mall atau supermarket.<br /><br />Jika nantinya semua usaha yang biasa dilakukan masyarakat kecil diambil alih Mall atau supermarket, maka dengan apa masyarakat kecil akan mencari makan?Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-85400118913058632492008-11-27T13:10:00.002+07:002008-11-27T13:30:37.872+07:00untuk kawan-kawan seperjuanganBeberapa hari ini saya buka-buka blog adek-adek pejuang kampus UNS. Mereka ini adalah orang-orang lugu yang menjadi jenius-progresif. Dulu saat saya kenal mereka, saat mereka pertama kali menginjakkan kaki di gedung tua yang bernama Porsima, yang terbayang di otak saya (atau mungkin kami, para penghuni gedung ini), "ini anak-anak lugu yang bisa diperdaya! Dijebak menjadi penghuni berikutnya digedung ini". Dan benarlah kenyataan itu. dua tahun setelah pertemuan pertama, mereka menjadi aktivis-aktivis tangguh. Dan kini saya pun berharap mereka tetap tangguh.<br /><br />Namun ada sedikit gelisah, saya sangat khawatir, ketangguhan yang tercipta itu lahir karena mereka masih berada di kampus, masih menikmati romantika gerakan tanpa cela. Masih bersama dan berkitar dengan orang-orang baik. Bertahan karena banyak yang menginspirasi dan mengajak bertahan.<br /><br />Bahkan ketika saya mendengar ada kawan-kawan se angkatan atau lebih tua usia kampusnya yang enggan berpisah dari kampus atau Solo, saya semakin khawatir, apakah doktrin dan dogma yang diajarkan tak mampu membuat mereka yakin untuk mengenal, bertarung dan bertahan di dunia luar? atau bahkan mereka merasa bahwa sinyal-sinyal perjuangan hanya ada diseputar kampus?!<br /><br />Maka, beranilah kalian untuk keluar dari kungkungan dunia kampus jika kalian memang orang-orang yang berani. Di luar sana banyak yang bisa kalian kerjakan, di luar sana banyak yang membutuhkan ide dan tangan kalian. Ayo, keluar...jangan berputar-putar di kolam yang terlalu sesak itu.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-89527275493047697262008-11-22T17:18:00.002+07:002008-11-22T17:29:48.087+07:00Apa Beda Siang dan Malam?melalui <a href="http://soniazone.wordpress.com/">saudariku ini</a> saya menemukan <a href="http://wir.staff.uns.ac.id/">blog ini</a> yang secara judul saja membuat penasaran. Pemilik blog ini adalah guru bagi kami maupun aktivis di kampus UNS. Orang yang sangat cerdas dan ceplas-ceplos, apa adanya. Juga sangat sederhana dalam hidupnya.<br /><br />Judul postingan ini pun mengambil judul blog beliau. Dan secara refleks saya membutuhkan beberapa saat untuk merenung dan mencoba mengurai apa perbedaan antara siang dan malam? dan saya pun kembali teringat ungkapan beliau saat dulu di kampus, bahwa siang dan malam hanya masalah ada dan tidak ada matahari, sedang tugas dan tanggungjawab kita tetap sama dan selalu ada. <br /><br />Semoga saya maupun anda pembaca blog yang mengenal beliau senantiasa dikaruniai semangat seperti beliau.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-84928798855965617122008-11-04T10:59:00.002+07:002008-11-04T11:35:44.389+07:00Menyapa...Apa kabar kawan?<br />Terlalu lama saya tak menulis di blog ini. Kali ini bukan karena sibuk, saya tidak menemukan moment dan bahan yang tepat untuk dituliskan di blog ini. Karena seluruh otak saya saat ini hanya berkutat dengan problem dunia nyata, sehingga setiap mau menulis di blog, ada saja gangguan (tugas) yang harus saya kerjakan, so...beginilah blog saya, sepi tulisan baru khan?!<br /><br />Tapi akan saya coba untuk mulai aktif menulis kembali, menceritakan peristiwa-peristiwa yang bagi saya sangat menarik. Akan saya tuliskan untuk anda.<br /><br />Nah, karena otak saya saat ini masih dipenuhi problem dunia nyata, jadi cukup sekian dulu...ntar kita sambung lagi..<br /><br />wassalam.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-10902944671634110952008-09-25T11:28:00.001+07:002008-09-25T11:31:49.462+07:00sayangku pada istriSengaja saya tulis di blog ini bahwa sesungguhnya saya sangat mencintai istri saya. TitikAgus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-38320861435646042202008-09-03T11:50:00.003+07:002008-09-03T11:56:16.038+07:00Sikap Cerdas Dalam Komunitas<span style="font-weight:bold;">Ini sebuah jawaban atas gelisah orang-orang yang saya kenal. Adik-adik yang saat ini berkutat dengan sikap cerdasnya. Saya tuliskan dalam bentuk posting agar berguna pula bagi yang lain yang menghadapi kegelisahan serupa. semoga Bermanfaat.<span style="font-style:italic;"></span></span><br /><br />salah satu kelebihan yang kami (senior angkatan diatas kalian) miliki adalah kami pernah berada pada usia dan masa seperti kalian. Kami pernah dan (mungkin) sering mengalami seperti yang kalian alami.<br /><br />Merasa tersisih dan tidak dipahami oleh komunitas. Itu biasa, karena orang2 secerdas kalian memang tercipta untuk cerdas dan kritis, kalianlah bagian dari penyeimbang. Tapi...sepanjang saya dan mungkin kawan-kawan saya dulu hadapi, masalah seperti ini membutuhkan ketenangan berpikir dan ketsiqohan pada ketentuan yang sudah diputuskan oleh komunitas. Pernahkah rasulullah marah ketika dalam perdebatan apa yang dipilih dalam perang uhud, bertahan di madinah atau maju menyongsong musuh, yang kemudian menimbulkan kekalahan fisik di perang tersebut? apa sikap rasulullah? Dia menerima, meskipun secara posisi dia lebih tinggi, lebih cerdas dan dia wakil Allah SWT. Beliau, dengan segenap kerendahan hatinya, bersedia mengikuti keputusan itu.<br /><br />Bahkan, kekalahan perang uhud justru menjadi pembangkit di kemenangan-kemenangan berikutnya. Perang uhud akhirnya menjadi warning atas kebanggan kemenangan di Badar. Menjadi semacam pesan bahwa kemenangan bukan hanya peran kuantitas dan kualitas manusia. Ada peran dari Sang Pencipta Peran. Dan yakinilah bahwa setiap keputusan akan memberikan pembelajaran bagi semua yang berada dalam pusaran keputusan itu. Contoh mudahnya, seorang anak kecil tak akan pernah tahu kalau api itu panas tanpa dia merasakan panas tersebut, atau tak akan pernah tahu rasanya kalau jatuh itu sakit tanpa ia pernah jatuh. Keputusan itu membutuhkan pengalaman meskipun kita telah menggambarkan akibatnya. Ini bagian dari pendewasaan.<br /><br />Cobalah baca siroh...masih ingatkah kisah tentang penunjukan Utsamah bin Zaid di usianya yang baru 17 tahun untuk menjadi panglima perang? padahal diantara pasukan itu berderet tokoh-tokoh senior seperti Abu Bakar, Umar Bin Khottob, Ali Bin Abi Tholib yang lebih dewasa dan berpengalaman. Dalam membangun komunitas ini yang diperlukan bukan sekedar ketokohan dan kejeniusan personal. Komuitas ini dibangun berdasar peran tim, tiap orang adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap keberhasilan.<br /><br />Pasti, dalam setiap keputusan ada sisi kelebihan dan tidak menutup terselip juga bagian-bagian kelemahan yang mungkin jauh lebih besar dari keputusan itu. tapi keputusan itu harus tetap diterima dan dijalankan. Ini bagian dari keikhlasan dan totalitas kita bersama komunitas. dan jika ada pernyataan: Ini taklid buta, ini menjerumuskan! Maka jawabnya: akan menjadi taklid buta dan menjerumuskan jika kalian yang mengetahui sisi-sisi kelemahan itu tapi diam dan tidak mengambil peran menutupinya. Apalagi sampai membangun kerumunan sendiri. Mari belajar bertanggungjawab! Wallahu a'lam.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-21646580738710958162008-08-25T15:16:00.002+07:002008-08-25T15:25:04.949+07:00Menuju Ramadhan; "SIAP...!!!"Ini sebentar lagi puasa. Bukankah moment yang tepat jika sekarang saling memaafkan, agar dalam memasuki ramadhan tak lagi ada prasangka-prasangka di hati. Plong... Maka perkenankan saya meminta maaf jika ada salah pada anda.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-8088403137822279952008-08-14T15:07:00.002+07:002008-08-14T16:34:44.415+07:00Pemiluwan ato Pemiluwati?Istri saya akhir-akhir ini sangat sensitif perasaannya. Beberapa kali saya harus berjuang amat keras membujuknya jika dia cemberut. Kadang dia tiba-tiba saja berurai airmata tanpa alasan yang jelas, ato kadang masalah yang biasanya sepele sekarang menjadi sangat luar biasa besarnya. Seperti akhir-akhir ini, saat saya lagi disibukkan dengan tugas-tugas yang membuat saya harus pulang larut tiap malam, eh...dia malah meminta saya untuk antar jemput. Lha, padahal dia praktek di dua klinik. Jam 8 pagi nganter ke klinik A, saya lanjut ke kantor, trus jam 2 siang jemput dan antar pulang, saya balik lagi ke kantor, trus sore jam 5 jemput dia di rumah dan antar ke klinik B, saya balik lagi ke kantor, dan jam 9 malam jemput pulang. Wuih...sayanya nih yang kerepotan. Jarak kantor dengan rumah itu rata-rata 15-20 menit (dengan kecepatan 80-100km/jam). Akhirnya ini berlangsung kurang dari seminggu. Saya menyerah, bukan karena saya tak sayang padanya, saya mencoba mengefisienkan waktu yang saya miliki. Karena selama saya antar jemput, ada beberapa agenda yang sempat tidak efektif dan sempurna.<br /><br />Tapi ngambeknya masih berlanjut. Sensitifnya tetep tinggi. Dan saya pun mencoba memahami, memang benar kalau orang yang sedang hamil akan mengalami perubahan emosional yang drastis. Istri saya memang sudah sebulan ini hamil. Dan siklus kehidupan rumah tangga kami pun berubah. Semakin cerah dengan binar-binar syukur pada Allah SWT dalam masa penantian 9 bulan. <br /><br />Ada satu pertanyaan yang ingin saya ajukan pada anda para pengunjung blog ini, tentunya jika anda punya teman atau kenalan seorang dokter, apakah memang jika ada dokter yang hamil itu se heboh istri saya? berhari-hari ini dia lahap buku kedokteraan (yang dulunya bersemayam manis dalam lemari) yang mengupas perihal kehamilan. Dibelinya beberapa suplemen, susu penguat kandungan, perbanyak makan buah dan sayur. Pokoknya heboh abiz, padahal sepertinya dulu emak (ibu) saya tidak seperti itu. <br /><br />Namun, saya catat satu hal yang ini memang tak ada kaitannya dengan status ke-dokter-an istri saya. Dia (istri saya) tetap saja seorang perempuan, seorang istri. Yang tentunya bagi seorang istri, mengandung merupakan anugerah yang dinanti. Anak adalah investasi masa depan yang kelak dapat mengantarkan orang tua menuju surga. Makanya saya jadi paham mengapa dia sangat menjaga calon bayi kami. Jadi sangat aneh di masa-masa sekarang, betapa banyak ibu yang tak menghendaki kelahiran anaknya. Dibuang, digugurkan, atau sengaja ditelantarkan.<br /><br />Kalau istri saya disibukkan menjaga calon bayi kami, saya mulai juga dibingungkan dengan nama yang kelak kami berikan. Apa perlu kami memberi nama Pemiluwan atau Pemiluwati? karena perkiraan kami, anak kami, jika lancar, akan lahir setelah heboh pesta demokrasi April 2009 mendatang. Anda punya usul nama?Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-61194918263886246432008-07-26T14:32:00.003+07:002008-07-26T16:51:00.964+07:00obrolan (mix)Bulan ini awal mulai kampanye pemilu 2009. Ribet banget. Aturan-aturan dari KPU yang telat, sering berubah-ubah menunjukkan bahwa KPU Pusat tidak memiliki keseriusan menjalankan tugasnya. Ini tak berlebihan, karena sepertinya anggota-anggota KPU Pusat sebagian tak memiliki kompetensi dalam menyelenggarakan pemilu. Atau karena terlalu seringnya mereka kunjungan-kunjungan tak berkesudahan?<br /><br />Terlepas dari itu semua, kawan-kawan saya di kantor<a href="www.pks-batam.or.id"> ini</a> lebih sibuk daripada biasanya. Semakin banyak orang yang berlama-lama di kantor, rapat, bahkan semakin banyak pula yang muter-muter nggak karuan. Pokoknya sibuknya supersibukbangetdeh... Ini merupakan bagian dari apa yang kawan-kawan saya yakini bahwa semua ini bagian dari kesungguhan memberikan diri dan hidupnya untuk kemuliaan di akhirat sana. Semua jadi sibuk.<br /><br />Fenomena menuju pemilu 2009 yang lebih seru lagi adalah beramai-ramainya orang men-caleg-kan diri atau di-caleg-kan. Semalam saya berbincang dengan mertua mengenai hal ini. Maklum, mertua saya memang berbeda partai. Kata mertua, "lebih baik orang yang menjadi caleg itu yang sudah mapan sehingga akan sedikit melakukan penyimpangan". Nah lho...emang orang-orang yang sudah mapan secara ekonomi dijamin tak akan melakukan korupsi? Buktinya, justru saat ini para koruptor itu semuanya orang-orang yang banyak duitnya! Saya balas, "Tidak harus seperti itu juga, yang penting moralnya bagus, profesional, dan partainya melakukan kontrol secara ketat saya pikir anggota dewan itu tak akan korupsi"<br /> "Ah...sama saja...PKS juga gitu...mana ada orang yang tahan dengan godaan duit. Tuh yang sekarang jadi wakil ketua DPRD, dia kayak sekarang kan karena dia duduk di DPRD"<br /> "Wah justru beliau sebenarnya rugi kalau dihitung secara materi. Sebelum jadi anggota Dewan, tiap bulan gajinya melebihi gajinya sekarang. Itu hasil jerih payahnya sebelum jadi anggota dewan...bahkan di PKS gajinya juga dipotong sekitar 60%"<br /> "Duh, miskin dong?"<br /> "Itulah PKS, jadi anggota dewan adalah tugas bukan keinginan pribadi. Dan ini bukti keseriusan PKS, kita punya Platform yang setebal ini (sembari menunjukkan buku Platform PKS)"<br /> "Ya lah...ntar kalo papa liat partai papa ini nggak beres, papa pindah ke PKS ajalah..."<br /> "Kenapa nggak sekarang, pa?"<br />Dan kami pun saling berpandangan disertai senyum-senyum simpul.<br /><br />Lain lagi cerita saya ketika akan berangkat mukhoyyam (kemping) selama 3 hari. Mertua juga menanyakan ngapain saya harus berangkat, kurang kerjaan, katanya. Tapi dia juga salut. "Lha disuruh berangkat kemping yang nantinya disiksa-siksa panitia aja berangkat, apalagi hanya sekedar ke TPS waktu pemilu yang cuma disuruh nyoblos. Pantesan PKS menang. Kadernya militan, nggak ada tuh dipartai yang lain" katanya.<br /><br />Itulah sekelumit dialog saya dengan mertua yang tentunya penuh kecanggungan karena kami berbeda partai. Mertua saya ini petualang partai. Di pemilu kemarin merupakan pengurus yang militan di partai berlambang matahari, dan sekarang pindah ke partai yang digagas oleh mantan jenderal yang berlambang kepala burung garuda.<br /><br />Seperti itu juga bisa terjadi pada anda atau siapapun juga. Perbedaan partai pilihan di dalam keluarga. sah-sah saja untuk berbeda. Namun alangkah baiknya jika perbedaan itu bisa diselesaikan agar keluarga itu memiliki arah gerak (ideologi) yang sama sehingga ketika datang ke TPS bisa bareng-bareng tanpa rasa grundel di dalam hati. Terlebih bagi para aktivis tarbiyah. Perbedaan politik dengan keluarga dapat mengakibatkan permusuhan. Saya punya kawan yang orang tuanya pendukung fanatik partai penguasa di jaman orde baru, begitu tahu kalau sang anak ikut partai berlambang bulan sabit kembar mengapit sebatang padi, langsung mencak-mencak. Si anak bahkan diancam untuk tidak keluar rumah, tidak boleh kuliah, dan bergaul dengan kami. Heboh bukan?!<br /><br />Semua ini bisa terjadi karena orang tua tidak memahami pilihan anaknya. Ada beberapa catatan yang saya buat untuk masing-masing (orang tua dan anak)<br /><br />Untuk orang tua:<br />Pahamilah bahwa pilihan anak kadang lebih baik dari anda sebagai orang tua. Latar pendidikan yang tinggi dan arus informasi yang terbuka luas telah menjadi bagian terpenting faktor objektifitas pilihan mereka. Akui sajalah, bahwa kecerdasan anak-anak anda telah melebihi kecerdasan anda. Mereka kadang suka protes sebagai wujud ketidakterimaan mereka terhadap doktrin-doktrin yang anda tanamkan. Bukankah itu baik jika berkaitan dengan sesuatu yang positif? Dan terakhir, cobalah lihat setiap pilihan politik mereka secara objektif. Anda mungkin lebih banyak punya pengalaman, tapi mereka lebih tahu dunia sekarang.<br /><br />Untuk anak:<br />Sebaiknya jika kalian berbicara dengan orang tua maka jangan terlalu menggurui, bernada tinggi, apalagi sampai beradu fisik. Jika memang tidak sepakat dengan orang tua, maka jangan hanya membantah dengan kata-kata tapi wujudkan dalam sebuah prestasi. Toh sebenarnya orang tua selalu menginginkan yang baik dan terbaik bagi kalian. Terlebih jika itu menyangkut pilihan partai politik. Tunjukkan bahwa partai pilihan kalian itu memang baik dan berisi rang-orang baik. Bukan partai<span style="font-style:italic;"> geblek</span> yang dipenuhi orang-orang culas seperti srigala berbulu domba. Hari ini bilang sebagai partainya wong cilik, begitu jadi anggota dewan maka berubah jadi partai wong licik. Dan terakhir, pilihlah partai itu berdasarkan data-data, misalnya: apakah anggota dewan dari partai itu ada yang melakukan korupsi? atau data-data lainnya. Itu untuk menunjang keobjektifan pilihan kalian, sehingga ketika ditanya orang tua, kalian bisa memberikan jawaban yang cerdas.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-41277336930152670412008-07-24T14:09:00.004+07:002008-07-24T15:04:14.543+07:00untuk anda yang suka yang pasti-pasti aja!Apa yang mau saya tulis ya? Pertanyaan retoris ini bukan karena saya tak punya ide, justru terlalu banyaknya thema-thema menarik untuk dituangkan membuat saya bingung mana yang harus didahulukan untuk dishare dengan anda. <br /><br />tapi ini sajalah yang saya tuangkan:<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3xuPSgn99ODmhZTAdXrOWdrQ6buITlVQKUoY4uMuagPz4uwwnzFY2c-lRZy1XpECsqqExxA8H2h6r6eYVvxsVvB67H2F82M55T4dLVsm2LJoeB9KUSf_PblS_gSvB66tQScVcOlo-Xbc0/s1600-h/pks+xl.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3xuPSgn99ODmhZTAdXrOWdrQ6buITlVQKUoY4uMuagPz4uwwnzFY2c-lRZy1XpECsqqExxA8H2h6r6eYVvxsVvB67H2F82M55T4dLVsm2LJoeB9KUSf_PblS_gSvB66tQScVcOlo-Xbc0/s400/pks+xl.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5226487857075061842" /></a>Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-75331173855959761232008-06-29T10:28:00.001+07:002008-06-29T10:30:45.985+07:00maaf...Pada seorang kawan yang dah lama tak terhubung setelah diri ini berdua. Maafkan diriku... Kau tetap kawanku, selamanya...Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-55482601000989169292008-06-08T16:30:00.004+07:002008-06-08T17:10:53.483+07:00jawaban atas pertanyaanSeorang kawan (nama yang tertulis sebagai catur) telah menuliskan komentar <a href="http://aguscuprit.blogspot.com/2008/06/kembalikan-semangat.html">disini</a>. Pada awalnya saya hanya ingin membalasnya lewat koment juga, namun saya rasa apa salahnya kalau dibalas dalam bentuk postingan agar orang lain pun dapat membacanya. Selain itu toh blog ini juga milik saya, hehehehe... Ini tulisan lengkapnya:<br /><br /><span style="font-style:italic;">iya Gus... banyak orang yang menginkan kebaikan di luar sana. akan tetapi kadang mereka tidak kita hargai perjuangannya... ada seorang teman yg memulai bisnis dengan niat untuk memajukan ekonomi umat tapi 'dituduh' meninggalkan dakwah... ada teman yang mengkritik kebijakan, ia malah disebut sebagai anti-syuro... saya anggap mereka pejuang Gus, karena dari mereka mungkin akan ada perubahan. Ayo kita lihat sejarah lagi Gus.. kita lihat Mesir tahun 50-60 an, dimana Sayid Qutb hidup, ia memiliki sejarah panjang fase pemikiran.. dari pemikiran Barat.. Sosialis... dan akhirnya beliau percaya bahwa Islam adalah satu-satunya Ideologi yg pantas diperjuangkan.. Atau kebalikannya seorang Hasan Hanafi, yg mulanya Ia menjadi Anggota IM dan aktif di sana... pada akhirnya Ia malah memilih Jalan Islam Kiri... kita renungkan saja diri sendiri, saat kita di Solo menjadi mhsw mungkin idealisme sangat lekat, tapi siapa yang menjamin idealisme itu tetap ada ? Gus mari kita salih berbagi doa dan nasehat untuk memperkuat jalinan Ukhuwah menuju Visi yg diRidhai Allah SWT...</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Inilah jawaban saya (atas nama pribadi dan bukan untuk mewakili lembaga atau siapapun):</span><br />saya sepakat jika kemajuan umat memang harus semakin banyak dilakukan, entah secara pribadi atau atas nama jama'ah. Bukankah kebangkitan umat terjadi karena makin banyaknya pioner-pioner kebajikan yang membangun pondasi kejayaan umat. <br /><br />Akan tetapi, ingatlah...jika sebelumnya kita telah pernah aktif di dunia kampus, aktif dalam organisasi-organisasi dan kebaikan-kebaikan lainnya, maka jika itu hilang atau sekedar berubah dan tak mengalami pertambahan beban, entah disaat setelah lulus/bahkan justru sebelum lulus kuliah, berarti menunjukkan adanya stagnasi aktifitas. Bahasa kerennya:futur (hakikat futur adalah diam setelah bergerak). <br /><br />Apapun kehendak dan cita-cita pribadi yang menginginkan kejayaan dan kebangkitan umat tak akan pernah berdaya maksimal jika berada dalam kesendirian berjuang. Karena yang dikhawatirkan oleh komunitas adalah pribadi atau individu itu justru terkapar karena tak sanggup menghadapi tantangan atau malah tergerus oleh kenikmatan duniawi. Ingatkah Catur tentang kisah Tsa'labah (kalau tidak salah) yang justru memiliki kualitas iman yang kokoh saat dia miskin dan berbanding terbalik ketika dia mulai mengecap kekayaan. Padahal sebelumnya (saat miskin) dia memintakan Rasulullah mendo'akan agar ia menjadi kaya sehingga akan mampu menambah kualitas keimanannya. Semuanya tak terjaminkan. Bukankah hati itu selalu berbolak-balik? <br /><br />Satu contoh diatas yang catur kisahkan tentang seorang kawan yang memulai bisnis untuk membangun ekonomi umat dan mendapat kecurigaan komunitas, maka yang perlu dicermati adalah sejauhmana visi pembangunan umat yang dikehendakinya, apa dan bagaimana ia memasang target (jangka waktu dan hasilnya) penciptaan ekonomi umat yang dicita-citakan. Jika memang terukur itu bukan suatu masalah, akan tetapi sering kali saya lihat kawan-kawan jarang melakukan studi ilmiah ukuran-ukaran rasional suatu kerja. Yang ada hanya emosional semangat. <br /><br />Sebutlah Abdurrahman bin Auf atau Abu Bakar, apakah mereka merasa cukup hanya berjuang dengan membangun ekonomi umat semata? tidak kan?! mereka adalah orang-orang yang justru di baris terdepan jika berada di medan jihad. Artinya totalitas dalam berjuang itu perlu (baca kembali arkan baiat). Dan saya sepakat jika kita harus menjadi kaya (terpengaruh tulisan Anis Matta, persepsi terhadap uang). Dengan uang kita memang bisa segalanya, bahkan berkuasa. Apalagi jika uang itu berada ditangan orang-orang baik, pastinya uang tersebut akan berbuah kebaikan-kebaikan. Dan bukan dengan meninggalkan pos kebaikan yang menjadi tanggungjawab kita saat ini.<br /><br />Dan satu lagi, saya agak khawatir jika ada seseorang (yang bukan terkoordinasi dalam kerja/perintah komunitas) membangun bisnis dan mengatasnamakan untuk membangun ekonomi umat sebenarnya adalah bertujuan untuk membangun kemandirian pribadi yang di bungkus (agar terkesan tidak lari dari tanggungjawab amal kebajikan saat ini) untuk membangun kejayaan umat. Karena bukankah yang akan merasakan pertama kali kekayaan yang didapatnya adalah diriny, baru kemudian orang lain? Dan (bukan berarti tidak ada) berapa yang benar-benar memiliki tujuan tulus membangun ekonomi umat sebagaimana Abdurrahman bin Auf lakukan? Karena tentunya kualitas keimanan kita jauh dari yang ditunjukkan Abdurrahman bin Auf. Trus dengan cara apa kita akan menjaga komitmen-komitmen tujuan itu?<br />Wallahu a'lam...Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-57538099360474228002008-06-03T17:22:00.006+07:002008-06-06T16:08:45.805+07:00kembali(kan) semangat...Hampir sebulan saya beredar dari Batam-Jakarta-Batam-Padang dan sekarang sudah kembali lagi di Batam. Meskipun demikian, ternyata banyak komplain yang terlontar dari orang-orang yang selama ini menjadi up-line saya. Kata mereka semestinya banyak agenda yang menjadi tanggungjawab saya di bulan Mei kemarin. Wuih, saya jadi merasa bersalah... <br /><br />Saya tak berani melakukan pembelaan dihadapan mereka (up-line) terkait agenda yang saya lakukan selama hampir sebulan kemarin. Ada beberapa target yang sejak awal telah saya susun saat merencanakan perjalanan kemarin dan Alhamdulillah hampir 100% tercapai. <br /><br />Terlepas dari apapun yang saya lakukan selama perjalanan tersebut dan bagaimana hasilnya (karena saya tak berkewajiban menyampaikan hasil kunjungan itu kepada anda, bukan?), saat ini saya merasa tertantang untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang telah datang menantang (semoga anda tidak bingung). Do'a anda saya harapkan sebagai bagian motivator tak terhingga. Iya, benar! sungguh! saya membutuhkan (minimal) do'a anda untuk membangun peradaban ber<span style="font-weight:bold;">keadilan</span> demi mewujudkan ke<span style="font-weight:bold;">sejahtera</span>an, tentunya dengan pemimpin-pemimpin yang <span style="font-weight:bold;">bersih</span> moralnya, memiliki ke<span style="font-weight:bold;">peduli</span>an dan pastinya <span style="font-weight:bold;">profesional</span> dalam mengelola negara. Inilah project yang saya dan kawan-kawan saya sedang kerjakan saat ini. Karena kami yakin <span style="font-weight:bold;">harapan itu masih ada!</span><br /><br />Selain itu, di beberapa blog kawan yang biasa saya kunjungi ternyata banyak info dan perkembangan, dan saya hampir menangis ketika membaca blog <a href="http://selfpag3.com/2008/06/serabutan/">saudariku </a> ini. Saya diingatkan untuk kembali bersemangat. Banyak aktivitas kebaikan yang seharusnya saya dan anda kerjakan. Hitunglah berapa banyak waktu kita yang terbuang percuma setiap hari, atau berapa prestasi kebaikan yang kita kerjakan seharinya? Syeikh Hassan Al-Banna (tokoh gerakan islam) pun mengingatkan pada kita bahwa kewajiban setiap muslim itu lebih banyak dari waktu yang dimilikinya. Terutama tentunya kewajiban untuk melakukan perbaikan ummat. Membangun Peradaban. Tulisan <a href="http://selfpag3.com/2008/06/serabutan/">saudariku</a> tersebut menjadi salah satu bara yang mengobarkan kembali semangat. Bahwa diluaran sana masih ada orang-orang baik yang menginginkan kebaikan di negeri ini. Bahwa semakin banyak kita mengajak orang-orang untuk menciptakan kebaikan, maka semakin dekatlah peradaban itu terbangun. Peradaban berketuhanan.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9051746819409526423.post-45079147615412920402008-05-14T00:09:00.003+07:002008-05-14T00:49:29.418+07:00Hai...(dengan status baru)<span style="font-style:italic;">"Saya datang kembali..."</span> itu teriakan saya yang semestinya anda dengar jika saja anda berada disebelah saya. Dalam beberapa pekan saya memang jarang update blog. Maklumlah, saya tengah disibukkan dengan dunia baru saya, rumah tangga.<br /><br />Sebelumnya, perkenankan terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih kepada anda yang telah memberikan ucapan selamat dan do'a kepada kami (saya dan istri) baik yang datang langsung ke acara resepsi kami maupun yang melalui telepon, sms, dan koment di blog ini. Bagi anda yang kemarin memberikan ucapan selamat dan sudah menikah, maka saya pun berdo'a semoga anda mendapatkan keberkahan dalam rumah tangga. Sedang bagi anda yang telah mengirimkan do'a untuk kami tetapi berstatus lajang maka saya do'akan semoga Allah SWT segera mempertemukan anda dengan jodoh anda (catetan buat: Ajeng, Santi, Abiyasa, Rizyana, Marhaban, dan kawan blogger lainnya yang tak tersebutkan namanya). Dan saya pun bersyukur ternyata pernikahan kami memacu banyak kawan yang ingin mensegerakan diri mengakhiri masa ke-sendiri-annya. Bahkan tercatat ada beberapa kawan yang sudah meminta saya memfasilitasi untuk menta'arufkan diri atau sekedar bertanya tips-tips pernikahan (sepertinya cocok juga buka biro konsultasi pernikahan, hehehe....).<br /><br />Selebihnya, saya masih bingung untuk membuat tulisan di blog ini karena banyaknya hal-hal baru yang saya dapatkan setelah menikah. Saking banyaknya, jadi bingung untuk memilih mana yang layak dipostingkan. Tapi paling tidak saya ingin menyampaikan kepada anda bahwa cinta dalam rumah tangga/keluarga tak akan lama bertahan tanpa dipenuhi kecintaan kita padaNya. Keberuntungan anda dalam menikah bukan ditentukan dengan kecantikan paras atau tumpukan harta namun lebih pada apa dan bagaimana visi rumah tangga yang akan anda bangun. Kemana arah laju kehidupan rumah tangga anda dilabuhkan.<br /><br />Hanya ini tulisan yang bisa tertuangkan dalam blog. Saya pun sekarang harus kembali beraktivitas, sudah banyak tugas menumpuk.Agus Purwantohttp://www.blogger.com/profile/13174186749024967820noreply@blogger.com5