13 Januari 2009

kisah minggu ini

Sejak berita Gaza dibombardir Israel, saya jadi kehilangan mood menulis apapun. Bahkan seharusnya, sesuai dengan target pribadi, saya mesti menulis dua tulisan baru untuk saya kirimkan ke seorang pimred media. Ya, saya ditantangnya untuk mengisi kolom pribadi yang rutin menyapa pembaca setiap minggu. Semoga saja hal itu tercapai. Kembali ke masalah mood. Yang ada hanya emosi. saya kurang bisa mengalirkan setiap kata yang berseliweran diotak untuk diolah dalam tulisan. Buyar.

Dalam minggu ini, berlalu beberapa peristiwa. Sobat-sobat mahasiswa sudah menemukan ruang gerak, dan mereka semakin kreatif. Ide-idenya banyak. Semangat mereka juga besar dan makin membesar. Saya bisa berlega hati sekarang. Meskipun masih ada banyak kekhawatiran. Khawatir mereka disorientasi sebagaimana yang terjadi pada setiap lembaga-lembaga yang mulai membesar. Yang kemungkinan ada bagian-bagian di dalamnya yang mengalami pembusukan.

Peristiwa lainnya, saya mulai benar-benar terjun dalam dunia kepengacaraan profit. Padahal dari dulu saya paling benci menjadi lawyer karena takut jadi liar. Saya punya traumatic tentang ini. Seorang saudara jauh saya berprofesi sebagai lawyer dan keluarga saya kurang suka padanya karena dia sering menerabas pakem dan menggunakan berbagai cara yang bagi saya dan keluarga dinilai kurang begitu baik.

Peristiwa lain lagi, beberapa proyeksi masa depan sedikit bergeser. Dan saya harus agak bersabar untuk mencapainya. Bahkan mungkin kalau tidak maksimal diraih, ada yang harus diganti atau diperbaiki. Mudah-mudahan Allah SWT memberi jalan memudahkan.

06 Januari 2009

Minggu yang cukup berat,...


Beberapa waktu ini kita dipaksa menyaksikan pembantaian umat manusia di Gaza, Palestina. Dan apa yang kalian harapkan? sekedar berharap dan berteriak meminta Israel(Yahudi) menghentikan gempurannya? Tidak, itu tidak akan dilakukannya. Bukankah Yahudi adalah bangsa bebal? ingatkah pengkhianatan-pengkhianatannya pada para rasul, sebut saja; Nabi Musa, Nabi Zakaria, Nabi Yahya dan Nabi Isa. Maka sesungguhnya tak ada kata lain selain menghapuskan Israel dari peta dunia....

Disisi lain, saya juga sedang dibuat bingung oleh beberapa kawan-kawan yang sedang bersemangat dalam membangun komunitas di kampus-kampus. Langkah-langkah mereka cenderung semakin cepat dan cepat, kadang saya harus terengah-engah mengejar, namun kadang langkah mereka mendadak terhenti bahkan ada niat balik kanan untuk kembali ke garis start. Dan saya harus terseret dalam polemik-polemik, keluh-kesah dan sikap-sikap manis-emosional mereka. Dan biasanya saya selalu membesarkan hati mereka dengan berkata, "Tenang, tenang aja...semua pasti beres...". Dan saya berharap kalimat itu akan menenangkan mereka, meskipun ada yang tetap merasa tidak tenang.

Palestina adalah tonggak perjuangan panjang umat melawan kedholiman, dan yang luar biasa, mereka disana sangat sabar dan terus berjuang untuk kemerdekaannya. Palestina memberikan kita teladan akan arti pengorbanan dan cinta. Mereka tumbuh didalamnya.

Dan mengapa kita yang disini, di negeri yang cenderung sangat nyaman, kurang bersabar dalam berjuang? kita belum berdarah-darah, belum jua mengorbankannya nyawa. Maka mengapa kita hanya terhenti karena ego-ego pribadi?