25 September 2008

sayangku pada istri

Sengaja saya tulis di blog ini bahwa sesungguhnya saya sangat mencintai istri saya. Titik

03 September 2008

Sikap Cerdas Dalam Komunitas

Ini sebuah jawaban atas gelisah orang-orang yang saya kenal. Adik-adik yang saat ini berkutat dengan sikap cerdasnya. Saya tuliskan dalam bentuk posting agar berguna pula bagi yang lain yang menghadapi kegelisahan serupa. semoga Bermanfaat.

salah satu kelebihan yang kami (senior angkatan diatas kalian) miliki adalah kami pernah berada pada usia dan masa seperti kalian. Kami pernah dan (mungkin) sering mengalami seperti yang kalian alami.

Merasa tersisih dan tidak dipahami oleh komunitas. Itu biasa, karena orang2 secerdas kalian memang tercipta untuk cerdas dan kritis, kalianlah bagian dari penyeimbang. Tapi...sepanjang saya dan mungkin kawan-kawan saya dulu hadapi, masalah seperti ini membutuhkan ketenangan berpikir dan ketsiqohan pada ketentuan yang sudah diputuskan oleh komunitas. Pernahkah rasulullah marah ketika dalam perdebatan apa yang dipilih dalam perang uhud, bertahan di madinah atau maju menyongsong musuh, yang kemudian menimbulkan kekalahan fisik di perang tersebut? apa sikap rasulullah? Dia menerima, meskipun secara posisi dia lebih tinggi, lebih cerdas dan dia wakil Allah SWT. Beliau, dengan segenap kerendahan hatinya, bersedia mengikuti keputusan itu.

Bahkan, kekalahan perang uhud justru menjadi pembangkit di kemenangan-kemenangan berikutnya. Perang uhud akhirnya menjadi warning atas kebanggan kemenangan di Badar. Menjadi semacam pesan bahwa kemenangan bukan hanya peran kuantitas dan kualitas manusia. Ada peran dari Sang Pencipta Peran. Dan yakinilah bahwa setiap keputusan akan memberikan pembelajaran bagi semua yang berada dalam pusaran keputusan itu. Contoh mudahnya, seorang anak kecil tak akan pernah tahu kalau api itu panas tanpa dia merasakan panas tersebut, atau tak akan pernah tahu rasanya kalau jatuh itu sakit tanpa ia pernah jatuh. Keputusan itu membutuhkan pengalaman meskipun kita telah menggambarkan akibatnya. Ini bagian dari pendewasaan.

Cobalah baca siroh...masih ingatkah kisah tentang penunjukan Utsamah bin Zaid di usianya yang baru 17 tahun untuk menjadi panglima perang? padahal diantara pasukan itu berderet tokoh-tokoh senior seperti Abu Bakar, Umar Bin Khottob, Ali Bin Abi Tholib yang lebih dewasa dan berpengalaman. Dalam membangun komunitas ini yang diperlukan bukan sekedar ketokohan dan kejeniusan personal. Komuitas ini dibangun berdasar peran tim, tiap orang adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap keberhasilan.

Pasti, dalam setiap keputusan ada sisi kelebihan dan tidak menutup terselip juga bagian-bagian kelemahan yang mungkin jauh lebih besar dari keputusan itu. tapi keputusan itu harus tetap diterima dan dijalankan. Ini bagian dari keikhlasan dan totalitas kita bersama komunitas. dan jika ada pernyataan: Ini taklid buta, ini menjerumuskan! Maka jawabnya: akan menjadi taklid buta dan menjerumuskan jika kalian yang mengetahui sisi-sisi kelemahan itu tapi diam dan tidak mengambil peran menutupinya. Apalagi sampai membangun kerumunan sendiri. Mari belajar bertanggungjawab! Wallahu a'lam.